sumber : ki-demang.com
Terjemahan :
Hai anak-anakku, ingatlah selalu
Kepada nasehat dulu ( nasehatku )
Kamu juga satriya namanya
harus memiliki jiwa yang tenang dalam akhlak/budi
Sabar dan pandai
dalam segala hal / tindakan
sumber : ki-demang.com
Terjemahan :
Hai anak-anakku, ingatlah selalu
Kepada nasehat dulu ( nasehatku )
Kamu juga satriya namanya
harus memiliki jiwa yang tenang dalam akhlak/budi
Sabar dan pandai
dalam segala hal / tindakan
Tembang macapat ada 11 ( sebelas ) :
Tembang macapat itu terdiri dari Guru Gatra, Guru wilangan, guru lagu, dan watak.
Guru gatra adalah jumlah baris dalam tembang macapat
Guru wilangan adalah jumlah suku kata dalam tembang macapat
Guru lagu adalah jatuhnya suara di akhir baris tembang macapat
Untuk mengetahui secara jelas maksud guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan, perhatikan contoh tembang macapat – Mijil di bawah ini:
Payo kanca bareng ngudi ngilmi
Mumpung isih enom
Ja katungkul gegojegan wae
Bapak ibu guru wus maringi
Kawruh kang sayekti
Agung gunanipun
===============
Berdasarkan contoh Mijil di atas maka:
Pa-yo -kan-ca- ba-reng- ngu-di -ngil-mi = 10
Mum-pung i-sih e-nom = 6
Ja- ka-tung-kul -ge-go-je-gan -wa-e = 10
Ba-pak- i-bu- gu-ru- wus- ma-ri-ngi = 10
Kaw-ruh -kang- sa-yek-ti = 6
A-gung- gu-na-ni-pun = 6
Payo kanca bareng ngudi ngilmi = i
Mumpung isih enom = o
Ja katungkul gegojegan wae = e
Bapak ibu guru wus maringi = i
Kawruh kang sayekti = i
Agung gunanipun = u
penelitian, aksara jawa itu saat jaman dahulu jadi satu dengan aksara jawa negara dewa yaitu di tanah hindhu ( penulis saat ini mengartikan tanah hindhu adalah India ). Menurut cerita aksara jawa itu diciptakan oleh Ajisaka.
Aksara Jawa yang kita tahu saat ini, sudah jauh berbeda dengan aksara Jawa Kuno. Jumlah aksara Jawa saat ini 20 yang berbentuk legena dengan 4 baris ( gatra ). Aksara Jawa yang saat ini kita tahu semua berbentuk legena ( nglegena ), artinya walaupun tidak memakai sandhangan ( huruf vokal a, i, u, e, o ) tetapi sudah bisa dibaca dengan suara “a”.
Contoh :
Sumber: Sinau Maca lan Nulis Aksara Jawa dening Ki Tentrem Warsena,LC
Eman-eman dieman
Gegayuhan wanita zaman
Angadheg sapadha-padha
Agawe sapadha-padha
Eman-eman dieman
Gegayuhan wanita zaman
Ora dadi alangan ing tengahing zaman
Ora dadi kisruh ing tengahing papan
Eman-eman dieman
Gegayuhan wanita zaman
Sapa sing pingin katuranggan
Dadio wanita kang madheg sapadha-padha
Tanpa ngilangake sejatining garwa
Dianggit dening Estu Pitarto ing Semarang 4 Februari 2008
Geguritan adalah istilah yang digunakan dalam Bahasa Jawa untuk menyebut PUISI. Jadi secara sederhana Geguritan itu puisi berbahasa jawa. Cara membaca geguritan tidak jauh berbeda dengan membaca puisi di dalamnya terdapat unsur-unsur membaca indah :
Sudah jelas bukan maksud arti geguritan?